Jumat, 12 Februari 2016

Curhat kaum LGBT tentang LGBT : Perlukah legalisasi Perkawinan Homoseksual?



          Manusia diuji oleh Allah setiap hari. Salah satu ujian besar yang diuji kepada hamba-hamba-Nya adalah ujian mempunyai naluri maho (homoseksual). Ujian ini bukalan sesuatu yang baru, malah Allah telah menguji Nabi Luth dengan mempunyai kaum yang homoseksual. Isu identitas ini bukan isu yang remeh karena isu homoseksual ini telah dirakam dalam Al-Quran sebagai panduan dan pedoman manusia. Walaupun kisah kaum Nabi Luth bersifat sejarah namun masih releven.
         Semenjak isu-isu LGBT semakin panas di jejaring sosial, sebagai kaum LGBT saya tertarik untuk menuliskan apa yang ada di dalam kepala saya. Semacam unek-unek kepada semua komentator  pro maupun kontra tentang nasib kami, Para LGBT.

1.      LGBT  adalah sifat alami- Nature
Ada pendapat yang tidak setuju tentang ini, jika kaum-kaum homophobia mengatakan LGBT adalah akibat dari pergaulan yang salah, Saya sangat tidak sepakat ! jika karena faktor lingkungan, tidak mungkin saya menjadi kaum LGBT karena sejak kecil saya dibesarkan di lingkungan cukup agamis. Saya ingat, saya sadar, bahwa saya memiliki ketertarikan terhadap kaum “sesama” sejak sekolah dasar. Tapi saat itu saya tidak tahu-menahu “sesuatu ini” memiliki nama (LGBT). Saya tidak pernah bergaul, “belajar” bahkan melihat aktivitas LGBT ini sebelumnya, orientasi ini seperti terbawa secara alamiah sejak lahir, diciptakan Tuhan. Jadi stop untuk mengatakan semua LGBT adalah karena terjerumus pergaulan. Itu tidak benar.

2.      Tak ada LGBT yang ingin menjadi LGBT
Jika diberi opsi untuk dilahirkan kembali, saya akan meminta untuk tidak dilahirkan menjadi kaum LGBT. Seringkali saya merenung, greget-an dan bertanya-tanya, kenapa saya lahir sebagai sebagai kaum LGBT, Mengapa saya punya naluri ketertarikan kepada sesama? Tidak ada orang yang ingin dilahirkan sebagai LGBT.. Perlu kalian ketahui, menjadi LGBT adalah salah satu cobaan terberat dalam hidup saya. Everyday! Saya merasa sangat frustasi L
Coba kalian renungkan kedua pertanyaan ini:
a)      Kenapa Tuhan nyiptain kita beda-beda (Agama) kalau Tuhan hanya ingin disembah dalam satu cara?
b)      Kenapa Tuhan nyiptain kita beda-beda (ada yg LGBT) kalau Tuhan hanya menghalalkan satu cara?

3.      LGBT adalah Perbedaan yang “diciptakan” Tuhan
Cukup lama saya merenung memikirkan 2 pertanyaan diatas. Kenapa Tuhan nyiptain kita beda-beda, kalau Tuhan hanya “menciptakan” SATU  yang benar? Disitulah alasan mengapa Tuhan sebenarnya menciptakan Akal untuk berfikir, Tuhan ingin kita menganalisa dengan logis. Pantaskah (maaf) penis mengobak-abik dubur yang pada dasarnya merupakan tempat pembuangan yang dipenuhi kuman, bakteri dalam segala macamnya akan berdampak kesehatan yang buruk?

4.      LGBT adalah Ujian
Saya ingat sekali, dulu saat saya kecil, saya sering mendengar kisah-kisah tentang 25 nabi yang diceritakan oleh guru agama saya. Dari 25 nabi yang kita ketahui itu, setiap nabi selalu memiliki “UJIAN BESAR” yang diberikan oleh Allah SWT. Misalnya nabi yusuf yang diuji dengan ketampanannya, nabi ayyub yang diuji kesabarannya (kebangkrutan, kematian semua anaknya, diasingkan/diusir karena penyakit anehnya), begitupun di zaman nabi Luth, Ia diuji dengan memiliki kaum Homoseksual. Jadi apakah Tuhan yang “menciptakan” kaum homoseksual itu? Saya pikir iya.

5.      Yang  dilarang LGBT atau Hubungan Seks LGBT?
LGBT Is nature, ia alamiah, bawaan, merupakan perbedaan yang “diciptakan” Tuhan agar kita sebagai manusia mampu berfikir dengan akal kita. Cukup lama sebenarnya saya menelusuri ayat-ayat  alquran untuk menemukan apakah LGBT dilarang atau hubungan seks LGBT yang sebenarnya dilarang?

Ayat 1 (Al-A'raaf, Ayat 80) Dan (Kami telah mengutus) Luth (kepada kaumnya). Ingatlah takkala mereka berkata kepada mereka: "Mengapa kamu mengerjakan perbuatan faahisyah (seks homoseksual) itu, yang belum pernah dikerjakan oleh seseorang pun (di dunia ini sebelummu)?

Ayat 2 (Al-A'raaf, Ayat 81) Sesungguhnya kamu mendatangi lelaki untuk  melepaskan nafsumu (kepada mereka), bukan kepada wanita, malah kamu ini adalah kaum yang melampaui batas.

Al 'Ankabuut ayat 34 : Sesungguhnya Kami akan menurunkan azab dari langit atas penduduk kota ini karena mereka berbuat fasik (Melakukan Hubungan Sesama Jenis).

Al 'Ankabuut ayat  31. dan tatkala utusan Kami (para malaikat) datang kepada Ibrahim membawa kabar gembira, mereka mengatakan: "Sesungguhnya Kami akan menghancurkan penduduk negeri (Pelaku Sodom) ini; Sesungguhnya penduduknya adalah orang-orang yang zalim"

Dari ke empat ayat alquran diatas dapat disimpulkan sebenarnya yang “dikutuk” disini adalah PRILAKU SEKS SODOM (HOMOSEKSUAL) Bukan MERUJUK KE ORANGNYA. Sama Sifatnya dengan larangan berbuat Zina (seks) ke lawan jenis yang bukan muhrim. namun SEKS sodom lebih parah “Dosa-nya” (jika saya bisa bilang begitu), karena tidak menempatkan sesuatu (maaf, penis) pada tempatnya (vagina).

6.      Legalisasi Perkawinan LGBT
Saya sebagai Kaum LGBT menyatakan MENOLAK adanya legalisasi perkawinan LGBT. Bayangkan legalisasi itu terjadi, maka hubungan seks sodom otomatis ikut dilegalkan disini yang jelas-jelas merupakan prilaku yang “dikutuk” seperti penjelasan dalam point kelima diatas.
Legalisasi seks sodom juga dapat meningkatkan tingkat penderita HIV-AIDS atau penyakit kelamin sebagai akibat prilaku seks yang tidak sehat, seks bebas homoseksual (karena tidak ada rasa takut akan kehamilan). Untuk sekarang memang penderita  HIV-AIDS masih didominasi kaum hetero (normal) maka coba lihat jika ada legalisasi perkawinan homoseksual saya menjamin akan melambungnya tingkat HIV-AIDS di negeri ini. Naudzubillah.
Yang hetero (normal) saja sering khilaf saat pacaran, apalagi yang homo.

7.      Tindakan
Para kaum LGBT perlu didampingi, bukan berarti didukung tetap menjadi LGBT.  Tapi diajak ke arah yang benar, kembali ke kodrat penciptaan batang untuk lubang, bukan batang dengan batang. Bagaimanapun LGBT tetap akan ada karena ia adalah perbedaan alamiah. Jangan lakukan diskriminasi. Caranya  bukan dengan cara legalisasi yang mengatasnamakan Hak asasi, tapi lebih ke “tidak memandang sebelah mata” para kaum LGBT.

Bi- Malang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar